Lencana Facebook

28 November 2011

MENGAPA KEBERADAAN TUHAN TIDAK MAMPU DILIHAT LANGSUNG

Setiap manusia yang berpikir, pasti dalam hidupnya pernah bertanya di dalam hati kecilnya, tentang keberadaan Tuhan. Dimana Tuhan ? Di ataskah, di bawahkah, di kanan kiri kitakah, di depan belakang kitakah. Atau Tuhan itu di langit ? sehingga kalau berdoa kita selalu menengadah ke atas atau Tuhan di tempat ibadah seperti masjid, gereja, pura, wihara, kelenteng dsb. Kalau sekiranya Tuhan hanya di tempat ibadah, apakah di rumah kita ada Tuhan juga, atau malah tidak ada Tuhan ?
Banyak sekali forum diskusi baik itu di internet atau di forum langsung yang membahas tema ini, namun hasilnya hanya menambah tanda tanya besar, sebab mengapa ? ujung - ujungnya kita hanya diberikan jawaban harus percaya, kalau kita masih bertanya - tanya kita termasuk golongan yang tidak mempercayainya. Hal ini lah yang menggelitik, sebab bagaimana kita bisa menyembah Nya jika kita tidak meyakini dan mempercayai Nya ?

Iman atau biasa diartikan percaya, memang hal ini sangat penting jika kita ingin mepelajari sesuatu yang sifatnya religius, sebab dengan modal iman ini kita bisa mengukuhkan hati atas ajaran - ajaran yang kita terima. Namun Iman tanpa diimbangi dengan akal/ilmu, seperti ada sesuatu yang mengganjal. Sebab dalam proses pencarian atas kebesaran Nya, kita akan selalu ditemukan suatu kejadian - kejadian yang harus dijabarkan dengan akal pikiran. Tidak sebatas iman dan percaya saja, kita bisa saja mampu berkata demikian untuk diri kita sendiri, namun dikala kita dihadapkan pertanyaan dari seorang pencari yang membutuhkan jawaban, apakah kita hanya sebatas menjawab Iman dan percaya saja ? pastinya tidak.

Itulah yang menggelitik di dalam hati saya, mengapa Tuhan memberikan akal pikiran untuk berpikir pada setiap manusia, namun dikala manusia mencoba berpikir tentang keberadaan Tuhan selalu dikatakan tidak mungkin , dan tidak akan bisa ? Banyak pendapat mengatakan jika ilmu itu digali maka akan makain jelas, namun kebalikannya jika kita menggali tentang Tuhan, maka akan semakin tidak ditemukan.

Kondisi itulah yang sampai saat ini memotivasi buat saya untuk tetap berpikir tentang Tuhan. pada tulisan ini saya hanya mau sedikit sharing dari apa pengalaman saya tentang menjawab secara logika dimana Tuhan dan bagaimana Tuhan itu.

Semua berawal dari ketika membaca sebuah buku sejarah, tentang proses pembuktian bahwa bumi itu bulat, dimana dalam buku sejarah itu menjelaskan seorang yang bernama Galileo Galilei berusaha membuktikan akan bentuk bumi yang bulat dan bukan datar. Pada tahun 1616 Galileo Galilei membuat pernyataan yang kontrafersi dengan pendapat yang saat itu diyakini, yaitu (1) Matahari adalah pusat galaksi dan (2) Bumi bukanlah pusat tata surya*. Pada point pembahasan saya saat ini tidak menekankan tentang pertentangan antar 2 kubu yang berbeda pendapat saat itu, namun yang menjadi daya tarik saya adalah "Mengapa seorang Galileo Galilei harus berusaha mati - matian dan mengorbankan waktu dan hidupnya untuk meneliti bentuk bumi, yang sesungguhnya pada saat itu dia berada dipurmakaan bumi, mengapa dia sangat sulit untuk bisa menjelaskan bumi itu bulat ?" Berhubungan dengan hal tersebut, saya sering mendengar kata pepatah "Semut di ujung lautan terlihat, namun gajah di pelupuk mata tidak terlhat.

Dua kondisi inilah menjadi momentum buat saya bahwasanya Tuhan itu bisa dijelaskan secara akal logika, sepertihalnya seorang Galileo menjabarkan secara akal/ ilmu pengetahuan, dan karena pribahasa tadi sering saya dengar, hal itu juga menbuat saya lebih bersemangat sebab mengapa ? sesuai pribahasa tadi, jangan - jangan kondisi Tuhan dimata kita saat ini seperti pribahasa tersebut.

Alhamdulillah karean saya seorang muslim, dokumen yang bersifat religius untuk saya pelajari untuk bahan pendukung saat itu adalah Al-Quran, kebetulan saya punya tafsir tua yang saya buka - buka tiap malam, namun saya hanya membaca tafsirnya saja, hingga akhirnya saya menemukan Surat Qaf, surat ke 50, ayat 16 yang berbunyi "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya"
Ayat ini sangat berarti buat saya, sebab pada ayat tersebut tertulis "....Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya." kalimat ini mebuat saya menghubungkan dengan pribahasa  "..Gajah di pelupuk mata tida terlihat.." dan pertanyaan saya "mengapa seorang Galileo yang berada di bumi (menempel lagi) harus berusaha keras mebuktikan tentang bumi yang sesungguhnya?"

Dari situlah awal saya merangkum tentang keberadaan Tuhan, namun saya bukanlah seorang pakar agama yang mampu menjabarkan semua ini dengan kata-kata dan kalimat serta penjabaran dengan deskkripsi yang ditel sepertihalnya Galileo menjabarkan tentang Bumi. Saya hanya merangkum dengan sedikit logika dan akal pikiran yang sederhana atau simple.
  1. jangan - jangan sebelum manusia itu tahu akan bumi, sesungguhnya manusia itu tidak tahu kalau manusia itu berada di bumi
  2. ketidaktahuan manusia tentang bentuk bumi, apakah bulat, kotak atau datar, disebabkan karena bumi yang dipijak oleh manusia ini, memiliki ukuran yang sangat besar jika dibandingkan dengan ukuran manusia itu sendiri
  3. Tidak hanya besar saja, namun dikarenakan bumi sangat dekat sekali dengan manusia bahkan menempel
  4. Ketidak tahuan manusia akan Tuhan, bisa dikarenakan ketidak mautahuan manusia akan keberadaanya di area keberadaan Tuhan.
  5. Ketidah tahuan manusia akan keberadaan Tuhan, dikarenakan sifat keberadaan Tuhan sangat besar, dan teramat besar jika dibandingkan dengan sifat keberadaan manusia.
  6. dan yang mebuat manusia tidak mampu melihat keberadaan real Tuhan, diakarenakan Tuhan sangat dekat sekali dengan diri kita, lebih dari menempel, namun lebih dekat dengan urat leher kita.
6 (enam) point di atas, terkadang suka ada yang masih bingung mencernanya, namun saya biasanya menggambarkannya dengan cara simple menggunakan buku tebal:

  1. katakan kepada orang yang ingin kita jelaskan, apakah anda melihat buku ini ?
  2. apa warna dari buku ini ?
  3. tebal atau tipiskah buku ini?
  4. Bisakah anda bisa menjelaskan secara detil tentang keberadaan buku ini ?
Saya yakin pasti semua pertanyaannya tadi bisa terjawab, mengapa ? Hal itu dikarenakan sifat dari keberadaan buku tadi lebih kecil dibanding dengan sifat keberadaan kita, dan selain itu buku itu mempunyai jarak pandang, antara buku dan kita memiliki jeda waktu. Namun halnya jika kondisinya kita rubah.
  1. ambil benda yang sebelumnya tidak diketahui oleh orang yang ingin kita jelaskan.
  2. lalu tempelkan benda itu serapat - rapatnya dipelupuk mata orang tersebut, pastikan tidak ada jedah dan jarak antara benda dan mata orang tersebut. Lalu ajukan pertanyaan yang tadi kepada orang tersebut
  3. Setelah point kedua dijalankan, lalu beri dia pertanyaan, apakah keberadaan benda yang menempel di wajahnya tadi bisa di rasakan ?
  4.  
Saya yakin orang tersebut tidak mampu menjawab semua pertanyaan yang ada pada point ke dua, namun pada point ke-3, pasti jawabannya bisa, dan hal itu menjawab mengapa kita saat ini tidak mudah menjelaskan tentang keberadaan Tuhan, namun sesungguhnya kita mampu merasakan adanya sifat keberadaan Tuhan.

Jawaban simple/ logika saya dari semua ini adalah karena sifat keberadaa Tuhan sangatlah dan teramat besar jika dibandingkan dengan sifat keberadaan manusia, dan keberadaan Tuhan sangat lah dekat sekali dengan diri manusia, bahkan lebih dekat dengan urat leher kita.

Jawaban di atas bukanlah akhir dari semua penjelasan, namun ini merupakan awal dari semua jawaban, sebab muncul pertanyaan lagi, bagaimana menjelaskan tentang surat Qaf tadi bahwasanya Tuhan lebih dekat dari urat leher kita, urat leher kita saja sudah berada di dalam tubuh kita, dan ini lebih dekat lagi dibading dengan urat leher. Lantas apakah Tuhan berada di dalam diri kita ?

Mari kita pikirkan

Sebelum mengakhiri tulisan ini, saya mohon dimaafkan jika ada kalimat dan kata yang kurang pantas dan salah, kalau sekiranya ada kekeliruan dan kesalahan itu datangnya dari saya pribadi, namun jika ada kebenaran semua itu datangnya dari Allah Swt.

Note:

0 komentar:

Posting Komentar

Blogger templates