Lencana Facebook

7 September 2011

NEGERI ORIZATI

Alkisah di sebuah emperium negeri antah berantah
Oleh : Purwaning Baskoro

Alkisah di sebuah emperium negeri antah berantah, terdapat negeri yang bernama orizati. Negeri orizati ini sungguh indah dan elok. Hutan membentang nan hijau, laut menghampar nan biru, Sungai bening bergemericik, nyiur melambai bak menari. Sungguh indah nanpermai negeri dongeng yang bernama orizati ini. Tanah yang subur, membuat segala tanaman dapat tumbuh. Bahkan kayupun dapat menjadi tanaman hanya dengan ditancapkan. Buah - buahan sungguh beraneka macam, tumbuh tumbuhan sungguh beragam, hewan dan makhluk hidup lainnya pun kaya akan jenisnya, serta udara yang sejuk dan bersih menyelimuti negeri ini. Jika digambarkan negeri Orizati ini, bak surga dunia di negeri antah berantah. Karena bak surga dunia, negeri ini menjadi incaran negeri - negeri lainnya untuk dapat menguasai. Maka tak heran, negeri ini bergonta ganti diserang, dijajah oleh negeri lain agar dapat dikuasi. Alhasil negeri ini lebih dari 300 tahun di kuasi oleh negeri asing.

Masyarakat negeri orizati ini, memiliki karakter heterogen, Religius, bersahabat, rukun, tenggang rasa, saling tolong menolong, pemaaf tidak pendendam, bahkan dapat dikatakan prinsip mereka itu yang penting kumpul. Makan tidak makan yang penting kumpul dan bersama. Karena kondisi inilah Negeri asing memanfaatkan sisi baik masyarakat negeri Orizati, sehingga mereka dapat menipu bangsa Orizati. Selama lebih 300 tahun bangsa Orizati juga melakukan perlawanan, namun sia - sia, karena kekutan musuh yg besar sangat tidak sebanding. Namun akhirnya Bangsa orizati mampu bebas dari belenggu penjajahan negeri asing, sehingga negeri Orizati memiliki hari kemerdekaan yang selalu dirayakan. Bangsa Orizati meyakini bahwa kemerdekaan ini merupakan rahmat dari Tuhan yang Maha Esa. Sebab dengan bantuan Nya lah Bangsa Orizati dapat merdeka. Sehingga apa yang dihadapai kelak dalam pembangunan yang berkelanjutan Bangsa Orizati mengharapkan Rahmat dan Rido Tuhan yang Maha Esa pula.

Dari semua itu, bangsa Orizati memiliki idiologi negeri yang memiliki unsur utama adalah Ketuhanan. Lalu karena bangsa Orizati pernah merasakan kebiadaban dari negeri asing pada saat dijajah, maka setelah merdeka ini bangsa Orizati menginginkan prilaku yang manusiawi dan berperikemanusaan terhadap setiap warga di negeri Orizati pada khususnya dan seluruh bangsa di negeri antah berantah pada umumnya, sehingga unsur idiologi berikutnya adalah Kemanusiaan. Lalu karena bangsa Orizati merasakan jika berjuang dengan bersatu itu sangat efektif, maka idiologi beikutnya dalam menghadapi pembangunan adalah Persatuan, Dengan persatuan ini maka perjuangan akan lebih ringan namun selain bersatu Bangsa Orizati dalam menyelesaikan masalah menginginkan suatu mufakat bersama, sehingga tidak ada yang saling menyalahkan, sehingga unsur berikutnya adalah Musyawarah untuk Mufakat, Dari semua itu Bangsa Orizati dalam menjalankan roda kehidupannya menginginkan keadilan, sebab selama 300 tahun mereka rindu akan keadilan, sehingga unsur terakhir dari idiologi Negeri Orizati adalah Keadilan.

Lengkap sudah sesungguhnya Negeri Orizati ini. Sebab negeri ini memiliki alam yang luas, indah, subur memiliki sumber alam yang kaya. Masyarakatnya memiliki karakter heterogen, Religius, bersahabat, rukun, tenggang rasa, saling tolong menolong, pemaaf tidak pendendam, dan yang terakhir negeri ini memiliki idiologi yang sangat bagus, yaitu Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Musayawarah untuk Mufakaat, dan Keadilan.

Waktu terus belalu pembangunan semakin maju dan berkembang dan bahkan dapat dikatakan hampir mandiri, namun seiring waktu yang berjalan satu persatu pendiri dan pejuang yang berjuang dalam mempertahankan negeri Orizati ini meninggal dunia, dan secara hukum alam, maka kekuasaan akan turun pada generasi muda negeri Orizati. Namun sungguh ironis, dan menyedihkan. Kondisi saat ini sangat bertolak belakang dengan kondisi sebelumnya. Baik dari sisi alam, sumber daya alam, bahkan sampai pada implementasi idiologi yang ada.

Hutan yang dulu nan hijau, kini gundul dan gersang, sungai dulu yang bening kini keruh dan mendangkal, hewan dulu yang beraneka macam kini punah perlahan karena diburu, dan bahkan tanaman sulit sekali tumbuh, dikarenakan tanahnya tandus. Hutan yang merupakan milik negeri untuk kemaslahatan umat, kini dibagi - bagi kepada para pengusaha hutan oleh penguasa, air yang merupakan kebutuhan hajat hidup orang banyak, kini dikelola oleh sekelompok pengusaha dengan seijin penguasa, dan bahkan untuk mendapatkan air bersihpun sangat sulit saat ini di negeri Orizati. Dan yang paling parah, idiologi yang dimiliki hanya sebatas pajangan saja, dan bahkan saat ini ingin di ganti dengan alasan sudah tidak sesuai dengan zaman dan diganti yang lebih modern.

Ketuhanan, kini masyarakat Orizati tidak lagi mengharapkan Rahmat Tuhan, namun lebih suka dengan Rahmat Dukun, Paranormal, dan Ahli sepirituil lainnya. Tuhan telah dikesampingkan oleh Bangsa Negeri Orizati, dan bahkan sudah dibuang (mungkin). Kemanusiaan, kini tidak ada lagi unsur tersebut. yang ada adalah hukum rimba, yang kuat dialah yang menang dan yang lemah akan tertindas, terhina, dan bahkan terjajah oleh bangsa sendiri. Seperti halnya memakan diri sendiri. Tidak adalagi tenggang rasa, saling menghargai, saling membantu dan pemaaf. Yang ada adalah saling membunuh, membantai, menyerang, menghina, dendam, permusuhan, yang semua itu dilakukan oleh bangsa Orizati terhadap bangsa Orizati sendiri. Persatuan, Tidak adalagi unsur persatuan. Semuanya mementingkan diri sendiri. Musyawarah untuk Mufakat, Sudah tidak ada lagi. Pendapat yang didengar adalah pendapat pihak yang berkuasa atau pihak yang kaya raya. Pihak yang lemah suaranya tidak pernah di dengar. Keadilan , Unsur yang terakhir ini jelas saat ini TIDAK ADA lagi. Sebab yang ada adalah hukum Rimba.

Itulah yang saat ini terjadi di Negeri Orizati. Dan karena semua itu, bencana bertubi - tubi datang menerjang Negeri Orizati. Banjir bandang dan tanah longsor, gempa bumi, gunung meletus, angin puting beliung, sunami, banjir air laut (ROB), bahkan negeri Orizati yang dahulunya terkenal dengan surga dunia karena keindahan alamnya kini menjadi Negeri Neraka atau Negeri Bencana karena negeri yang memiliki bencana paling lengkap dan paling banyak adalah negeri Orizati.
Namun ironisnya, walaupun bencana sudah datang dan bertubi - tubi datang masih saja bangsa Orizati belum sadar akan teguran Tuhan atas perbuatannya, baik terhadap alam maupun lainnya dan yang utama terhadap penghiatan idiologi Ketuhanan. Dan saat ini terlihat bahwa unsur kekuatan Tuhan atas perjuangan dan pembangunan ini mulai digeser dan bahkan diganti. Bangsa Orizati berpikir bahwa keberhasilan selama ini adalah usaha giat dan kerja keras mereka sendiri tanpa ada pertolangan dari siapa pun, sehingga bangsa Orizati berhak atas semuanya.

Itulah yang terjadi saat ini, Negeri dan Bangsa Orizati Telah Lupa Diri. Mereka lupa bahwa masih ada generasi berikutnya yang akan muncul untuk menggantikan mereka saat ini. Mereka lupa dan bahkan tidak mahu tahu akan nasib Negeri Orizati dikemudian hari. Mereka lupa akan jasa pendahulu mereka yang mengorbakan darah dan nyawa untuk kelangsungan Negeri Orizati. Yang mereka pikirkan saat ini adalah ambisi untuk memikirkan keluarga sendiri, kelompok sendiri dan golongan sendiri, yang secara tidak langsung sikap mereka seperti Penjajah dari Negeri asing yang menjajah pada saat lalu, namun bedanya saat ini Bangsa Orizati sebagai penjajah yang menjajah Bangsa sendiri. (PB2008)

(Tulisan ini tidak bersifat menyinggung, ataupun menginterfensi. Kisah ini hanyalah sebuah kisah dongeng untuk dijadikan renungan yang jika terdapat kemiripan ataupun kesamaan mohon dimaafkan dan harap maklum)

0 komentar:

Posting Komentar

Blogger templates